Manusia
Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah
fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya
pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan,
setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika,
tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala
seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh
kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu
tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi
kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk
hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan
itu bersumber dari lingkungan.
Kebudayaan
Inti dari Kebudayaan adalah seluruh tingkah laku,
perbuatan, cara kita berfikir merupakan ungkapan atau ekspresi dari nilai-nilai
tertentu yang lebih dalam, yang tidak terlihat.
Menurut David
Popenoe dalam bukunya yang berjudul Sociology
(Prentice-Hall,Inc.,NJ, 1983) berpendapat bahwa Kebudayaan adalah system nilai
dan makna yang dianut (shared) oleh suatu masyarakat atau kelompok masyarakat,
termasuk pengejawatahan nilai-nilai tersebut beserta maknanyadalam objek-objek
material.
Kita juga dapat mendefinisikan Kebudayaan dengan
meninjau makna leksikalnya. Prof. Koentjaraningrat termasuk salah satu
pemikir yang memberikan makna leksikal kebudayaan. Menurutnya, Kebudayaan
berasal dari kata bahasa Sanskerta Buddhayah.
Kata “buddhayah” adalah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau
“akal”. Dari pengertian kata buddhi kemudian disimpulkan bahwa Kebudayaan
adalah “hal-hal yang bersangkutan atau
berhubungan dengan akal.”
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesian (KBBI:2001), kata Kebudayaan di jelaskan dalam dua
pengertian. Pertama, Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin
(akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kedua,
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi
pedoman tingkah lakunya.
Dari pengertian Kebudayaan secara leksikal tersebut
dapat ditarik beberapa kesimpulan penting, yaitu:
1. Kebudayaan pertama-tama memang berhubungan
dengan “budi” atau “akal” manusia. Akal atau budi inilah yang pada gilirannya
akan mengatur danmenata system nilai, makna, dan norma dalam pikiran manusia
sehingga memampukan dia bereaksi terhadap alam semesta dengan cara tertentu.
2. Kemampuan
akal atau budi ini tidak berhenti pada tahap penciptaan gagasan, ide, system
abstrak seperti cara pandang dunia atau norma-norma moral universal, tetapi
juga mengejawantahkan diri dalam kebudayaan material yang dapat dihindari.
3. Kebudayaan
yang berkembang sejak akal atau budi manusia mulai berkembang.
4. Manusia
mengembangkan kemampuan akal dan budinya melalui proses belajar.
Kebudayaan
Asing yang Sulit dan Mudah diterima
Globalisasi
memberikan dampak positif terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melalui sarana elektronik seperti radio, televisi, dan komputer serta sarana
elektronik lainnya globalisasi dapat mempercepat keberhasilan pembangunan di
bidang sumber daya manusia. Globalisasi menumbuhkan kinerja yang berwawasan
luas dan beretos kerja tinggi pada tiap individu. Selain itu, di bidang sosial
budaya globalisasi juga memberikan dampak positif. Globalisasi dapat
menumbuhkan dinamika yang terbuka pada individu sehingga tanggap akan adanya
unsur-unsur pembaharuan.
Dampak globalisasi tidak hanya bersifat positif,
tetapi juga dapat bersifat negatif. Dampak negatif tersebut misalnya, dapat
berupa goncangan budaya, pergeseran nilai-nilai budaya, dan ketimpangan budaya.
Masuknya unsur-unsur globalisasi yang sangat gencar
dalam waktu yang relatif cepat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan
sosial secara berkesinambungan. Hal ini menyebabkan anggota-anggota masyarakat
tidak mampu mengukur tindakannya dan dan tidak dapat mengantisipasi arus
globalisasi yang sedang berlangsung. Kebimbangan yang dialami masyarakat dapat
mendorong perbuatan menyimpang seperti pergaulan bebas, munculnya sifat konsumerisme,
dan penyalahgunaan narkotika.
Adanya unsur budaya asing yang masuk akibat
globalisasi, sangat berpengaruh terhadap kebudayaan bangsa Indonesia. Pengaruh
tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu
saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem
kebudayaan masyarakat. Suatu keadaan yang di mana masyarakat tidak mampu
menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga akan
terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Adanya penyerapan unsur budaya luar yang dilakukan
secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat
menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan
nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan
budaya. Teknologi yang berkembang pada era globalisasi memengaruhai karakter
sosial dan budaya dari lingkungan sosial. Uang, misalnya membentuk kegiatan
ekonomi sehingga setiap orang dapat memperoleh keuntungan melalui perdagangan.
Tanpa uang, kapitalisme juga tak akan dapat berkembang.
Adanya unsur budaya asing yang masuk yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sangat mengkhawatir karena dapat
menyababkan terjadinya
kegoncangan budaya. Namun, di sisi lain masuknya
unsur budaya asing sangat bermanfaat bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Globalisasi adanya suatu proses tatanan masyarakat
mendunia, di mana batas wilayah bukan lagi hambatan yang berarti. Hubungan
antarbangsa berlangsung lebih aktif. Setiap bangsa yang terbuka harus siap
menerima pengaruh tersebut. Negara yang berhasil mewujudkan globalisasi dalam
segi kehidupan tetapi juga harus mampu menyaringnya melalui ideologi bangsa
yang kokoh, dengan begitu Negara tersebut akan berkembang secara pesat. Sebaliknya,
apabila ketahanan ideologi dan pandangan hidup suatu bangsa rapuh, globalisasi
justru akan membuat jati diri bangsa tersebut memudar.
Arus globalisasi yang didukung teknologi canggih,
membuat kegiatan atau pertunjukan karya seni budaya bangsa lain dalam waktu
yang bersamaan atau relatif singkat dapat dinikmati atau disaksikan oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Dalam menjalani tuntutan era globalisasi, harus
tetap mampu berdiri kokoh sebagai bangsa dengan ideologi dan pandangan hidup
nasional yang tangguh serta kebudayaan nasional yang luhur.
Pada era globalisasi, hubungan antarmanusia tidak
terbatas dalam satu wilayah Negara saja, tetapi suadah antarnegara. Negara
berkembang diberi kelonggaran tertentu agar mereka mempunyai waktu guna
penyesuaian dengan ketentuan liberalisasi perdagangan global. Telah dikemukakan
bahwa globalisasi disebabkan kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi,
informasi, serta perkembangan transportasi. Hubungan yang semakin tinggi dan
erat antarmanusia dan masyarakat dari berbagai Negara akan berpengaruh terhadap
berbagai aspek kegiatan manusia.
Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya :
Handphone, komputer, dan lain – lain.
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti
ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses
sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu
masyarakat.
3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu
yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang
sukar menerima unsur baru.
4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada
kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau
tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
·
Terbatasnya masyarakat
memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal
dari luar masyarakat tersebut.
·
Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan
dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
·
Corak struktur sosial suatu masyarakat turut
menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan
sukar menerima unsur kebudayaan baru.
·
Suatu unsur kebudayaan diterima jika
sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
·
Apabila unsur yang baru itu memiliki skala
kegiatan yang terbatas.
Kesimpulannya
adalah di era globalisasi ini kita harus mampu memfilterisasi budaya asing mana
yang positif dan tidak melenceng dari norma-norma kebudayaan kita dan budaya
asing mana yang negative dan melenceng dari norma adat kita atau bahkan merusak
moral bangsa kita.tetapi kita juga harus mempertahankan adat dan kebudayaan
kita sendiri, jangan sampai kita lupa dengan kebudayaan sendiri akibat kita
terlalu mengikuti kebudayaan asing.
Sumber:
·
circuitspoofer.blogspot.com
·
gembelzblog.blogspot.com.